Merangkai kata menjadi kalimat dan menyusunnya menjadi paragraf serta mengumpulkannya menjadi sebuah ulasan, merupakan suatu pekerjaan yang sulit menurut Callista.
Hem bagaimana bisa? kataku
Hem bagaimana bisa? kataku
Dengan lugas dia menjawab "kata itu adalah susunan huruf yang menjadi satu yang memiliki kandungan arti yang majemuk bisa saja berupa sebutan, sifat, pengganti seseorang atau sesuatu, atau bahkan menjadi keterangan"Jadi??
"Dengan banyaknya kata dan beragam kandungannya, kita harus pandai merangkainya menjadi sebuah kaliamat yang berbobot dan memiliki sifat yang informativ". sambungnyaLah bukankah banyak orang yang sukses dengan tulisannya bukankah kata-kata hanya sebuah permainan intonasi lidah dalam kerongkongan kenapa musti dipandang sulit, bantah ku
Anggap saja begini saya membuat kalimat "saya sangat lapar" dan "saya membutuhkan asupan energi agar dapat menggerakkan semua indraku" bukankah kedua kalimat itu memiliki subtansi yang sama tapi saat di ucapkan akan sangat berbeda, nah di situlah kehebatan rangkaian kata yang memiliki makna saling terkait dan menghidupi, bukankah begitu?? balas CallistaHem memang benar yang anda sebutkan sangat berbeda bahkan tapi apa kegunaan rangkaian kata tersebut ika kita dapat mengatakannya secara tepat sasaran tampah musti berbelit-belit dalam lingkaran sair, bukankah lebih pendek kata lebih mempermudah kita dalam memahaminya??
Perbedaannya terletak dari psikologi verbal kita, kau bisa saja berkata "saya sangat lapar" kepada orang lain dan bisa saja orang lain itu cepat menangkap maksud anda tapi riak rasa yang timbul antara kau dan oranglain sebagai objek dapat berdampak negatif. Orang akan sangat mudah untuk tersinggung saat kau menggunakan bahasa tampa estetika sama sekali, benar memang tapi kurang baik tuk dilakukan.Begitulah Callista memandang sebuah intonasi yang keluar dari permainan lidah dalam kerongkongan kita, atau bahkan hanya permainan "hayalan" dalam benak terdalam kita hanya untuk menegaskan keinginan kita kepada objek penderita secara lisan maupun tulisan. Jadi terserah pandangan kalian mengenai intonasi itu, Callista hanya mencoba menegaskan maksud dari perlakuannya terhadap objek penderitanya.