^^ |
Mungkin sudah banyak cerita yang kita dengar dari orang lain, atau mungkin cerita yang kita baca dari buku atau dari media tulisan yang lain. Tapi pernah kalian mendapatkan cerita dari kebisuan dari sekilas pandangan kalian pada objek yang diam?.
Hari ini saya mendapatkan cerita menarik tentang seorang wanita yang penuh dengan kegelisahan, kegelisahan tentang masa depannya, tentang harapannya kepada seorang lelaki yang sudah menjadi teman khususnya tapi dia sadar dia tidak dapat memiliki laki-laki itu sepenuhnya.
Pacaran hanya sebuah ikatan tanpa dasar hukum, hanya sebuah ikatan antar dua insan yang tidak dapat dituntut ^^ hanya sebuah ikatan dengan dasar saling percaya, yah seperti itulah penggambaran sebuah perjanjian antara dua insan yang sedang di hujani dengan kasih.
Pacaran hanya sebuah ikatan tanpa dasar hukum, hanya sebuah ikatan antar dua insan yang tidak dapat dituntut ^^ hanya sebuah ikatan dengan dasar saling percaya, yah seperti itulah penggambaran sebuah perjanjian antara dua insan yang sedang di hujani dengan kasih.
Sang wanita dengan kegundahannya duduk di salah satu bangku kayu (ilustrasi di atas hanya bentukan penggambaran semata, itupun dapat copas dari blog lain) menatap jauh, hem.... menerawang mungkin lebih tepat. Di ujung sana dia memikirkan apa yang harus dia lakukan sampai kapan dia harus menanti berharap akan pengesahan hubungannya ke jenjang yang lebih nyata.
Lama sudah dia berharap sang lelaki berubah menjadi kesatria dan meminangnya dengan seluruh cinta yang di miliki sang kekasih. Tapi, itu hanya dongeng semata sang lelaki seolah-olah bangga dengan kebodohannya dengan ketidak peduliannya akan perasaan sang wanita.
Cerita yang sedih kutangkap hanya dengan melihat dia duduk menatap jauh memengang foto sang lelaki sambil sesekali menghembuskan nafas pasrah.
Kadang ingin ku beritau dia sebenarnya apa yang dia harapkan dengan sesuatu yang tidak pasti. Kenapa dia tidak memberanikan diri untuk berbicara lansung kepada si lelaki laknat itu. Atau, semua itu hanya karna dia seorang wanita yang konon hanya harus menanti yang tidak boleh berbicara terlebih dahulu??
Ayo lah....
Ayo lah....
Kau kemanakan semangat R.A. Kartini, bukankah kalian kaum Hawa selama ini memperjuangkan itu? kenapa juga di saat lebay tak berkualitas seperti ini kalian malah pasrah kalian malah menggunakan pembenaran pembenaran laknat yang kuno. Kenapa keberanian kalian ciut saat menghadapi hal seperti ini =_=
Dan yang terakhir menutup kisah ini
Slamat Hari Kartini 21 April 2013 semoga kalian kaum Hawa slalu dalam lindungan Sang Pencipta
Dan yang terakhir menutup kisah ini
Slamat Hari Kartini 21 April 2013 semoga kalian kaum Hawa slalu dalam lindungan Sang Pencipta